Malaria adalah salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia, secara khusus di daerah tropis seperti Afrika, Asia Selatan, dan sebagian Amerika Latin. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Anopheles yang terinfeksi.
Meskipun malaria telah lama menjadi ancaman kesehatan global, baru-baru ini dunia telah menyaksikan kemajuan signifikan dengan disetujuinya vaksin malaria pertama untuk penggunaan secara luas. Vaksin ini menjadi harapan baru dalam mengurangi angka infeksi dan kematian akibat malaria, terutama di kalangan anak-anak. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai vaksin malaria, termasuk sejarah pengembangannya, cara kerjanya, efektivitas, siapa yang memerlukannya, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya di lapangan.

Apa Itu Malaria?
Malaria adalah penyakit yang ditimbulkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles. Terdapat beberapa jenis parasit malaria, namun yang paling berbahaya adalah:
– Plasmodium falciparum (yang paling mematikan)
– Plasmodium vivax (sering kambuh)
Gejala Malaria
- Demam tinggi
- Menggigil
- Berkeringat berlebihan
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Nyeri otot
- Anemia
Dalam kasus yang parah, malaria dapat menyebabkan kerusakan organ dan kematian. Setiap tahunnya, penyakit ini menimbulkan lebih dari 200 juta kasus dan lebih dari 600. 000 kematian, dengan sebagian besar terjadi di Afrika sub-Sahara serta pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Perjalanan Panjang Menciptakan Vaksin Malaria
Pengembangan vaksin malaria sangat rumit dan menantang karena malaria disebabkan oleh parasit dengan siklus hidup yang kompleks. Selama lebih dari 50 tahun, penelitian tentang vaksin malaria telah dilakukan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:
- Kompleksitas biologi Plasmodium
- Variasi genetik parasit di berbagai kawasan
- Kebutuhan untuk memicu respons imun yang kuat dan bertahan lama
Setelah melalui berbagai uji coba dan penelitian yang panjang, vaksin malaria pertama disetujui oleh WHO pada tahun 2021, yang dikenal sebagai RTS,S/AS01 atau Mosquirix.
Vaksin RTS,S/AS01 (Mosquirix)
Apa itu Mosquirix?
Mosquirix adalah vaksin pertama di dunia yang dikhususkan untuk mencegah infeksi malaria akibat Plasmodium falciparum. Vaksin ini dikembangkan oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan telah melewati uji coba klinis besar selama lebih dari sepuluh tahun di beberapa negara di Afrika.
Cara Kerja Mosquirix:
Mosquirix bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali protein tertentu di permukaan parasit Plasmodium falciparum pada fase awal infeksi di hati. Dengan cara ini, sistem imun dapat menyerang parasit sebelum menyebar ke seluruh tubuh.
Jadwal Pemberian Mosquirix:
Vaksin ini diberikan dalam 4 dosis:
- Dosis 1: pada usia 5 bulan
- Dosis 2: 1 bulan setelah dosis pertama
- Dosis 3: 1 bulan setelah dosis kedua
- Dosis 4 (booster): 15–18 bulan setelah dosis ketiga
Vaksin ini ditujukan bagi anak-anak berusia 5 bulan hingga 2 tahun, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap komplikasi malaria.
Efektivitas Vaksin Malaria
Berdasarkan hasil uji coba klinis dan pelaksanaan program vaksinasi di berbagai negara Afrika, vaksin Mosquirix terbukti mampu mengurangi sekitar 40% kasus malaria simptomatik. Selain itu, vaksin ini juga berhasil menurunkan 30% angka rawat inap akibat malaria berat. Kombinasi penggunaan Mosquirix dengan tindakan pencegahan lainnya, seperti kelambu dan obat antimalaria, menunjukkan pengurangan signifikan dalam angka kematian anak. Meskipun tingkat efektivitasnya belum setinggi vaksin untuk penyakit lain seperti campak atau polio, pencapaian ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya pengendalian malaria.
Vaksin Malaria Baru: R21/Matrix-M
Selain Mosquirix, terdapat vaksin malaria generasi baru bernama R21/Matrix-M, yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan Serum Institute of India. Vaksin ini menunjukkan hasil awal yang menjanjikan dengan efektivitas mencapai 75%. Diberikan dalam tiga dosis serta satu dosis tambahan sebagai booster, R21/Matrix-M diperkirakan mulai digunakan di beberapa negara Afrika pada tahun 2024. Diharapkan, vaksin ini dapat berfungsi sebagai pelengkap dan alternatif bagi Mosquirix dalam strategi global melawan malaria.
Siapa yang Perlu Mendapatkan Vaksin Malaria?
Saat ini, vaksin malaria ditujukan untuk anak-anak berusia 5 hingga 24 bulan yang tinggal di daerah endemik malaria, seperti di Republik Afrika sub-Sahara, serta beberapa wilayah di Asia Selatan dan Oseania. Calon pelancong atau pekerja yang berencana tinggal di daerah dengan risiko tinggi malaria juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin tertentu. Meskipun saat ini belum ada vaksin malaria yang tersedia secara luas untuk orang dewasa atau wisatawan internasional, pengembangan vaksin generasi baru diharapkan dapat menjangkau kelompok ini di masa depan.
Apakah Vaksin Malaria Menggantikan Obat Pencegahan?
Tidak. Vaksin malaria saat ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti metode pencegahan yang telah ada, seperti penggunaan kelambu berinsektisida, menghindari gigitan nyamuk (melalui repelan atau pakaian panjang), dan mengonsumsi obat antimalaria sebagai langkah profilaksis. Vaksin berfungsi sebagai pelengkap strategi pencegahan malaria, bukan solusi tunggal.
Tantangan Implementasi Vaksin Malaria
Implementasi vaksin malaria menghadapi beberapa tantangan, antara lain biaya distribusi dan logistik di daerah pedalaman, ketersediaan vaksin dalam jumlah besar, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksin. Selain itu, dukungan pendanaan dari organisasi global dan pemerintah juga sangat diperlukan. WHO dan UNICEF bekerja sama dengan pemerintah negara-negara di Afrika untuk memastikan distribusi vaksin yang merata dan efektif.
Harapan di Masa Depan
Vaksin malaria merupakan sebuah terobosan besar dalam kesehatan global. Dengan adanya dua vaksin (Mosquirix dan R21), dunia kini memiliki alat yang lebih efektif untuk mengurangi beban penyakit malaria, terutama di daerah miskin dan sulit dijangkau. Target jangka panjang WHO adalah mengurangi angka kematian akibat malaria hingga 90% pada tahun 2030, membasmi malaria di setidaknya 35 negara, serta meningkatkan cakupan vaksinasi pada kelompok rentan.
Vaksin malaria adalah pencapaian penting dalam dunia medis setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit ini. Meskipun belum sempurna, vaksin seperti Mosquirix dan R21 telah membuka jalan baru untuk melindungi anak-anak di daerah endemik dari infeksi mematikan. Vaksin ini bukan solusi tunggal, tetapi merupakan bagian integral dari pendekatan terpadu dalam pengendalian malaria, bersamaan dengan berbagai tindakan pencegahan lainnya. Dengan pengembangan vaksin yang lebih efektif dan distribusi yang lebih merata di masa depan, dunia semakin mendekati visi bebas malaria.
Baca Juga: Vaksin MR: Perlindungan Penting untuk Campak dan Rubella
